Berkah Nipah yang Berlimpah
Penulis: Adi Mustika di Yogyakarta
Nipah sering dianggap tanaman liar. Maka, ketika orang membuka tambak, gerombolan tanaman ini akan menjadi korban pertama yang digusur. Padahal, ia membawa banyak berkah.
Salah satu manfaat nipah, ia menjadi benteng bagi air tawar terhadap air laut. Makanya, jangan jengah kalau melihat merekamejeng di tepi pantai menghalangi pandangan mata saat Matahari mau terbit atau tenggelam. Lenyapnya rumpun nipah bisa membahayakan daratan. Ancaman abrasi dan kerusakan tanah mudah terjadi karena tidak ada yang membentengi lagi. Akar nipah yang kuat dan rapat mampu menahan gempuran ombak laut sehingga mencegah terjadinya erosi daratan oleh air laut.Sebagai tumbuhan mangrove, nipah punya fungsi ekologis penting lainnya. Hutan nipah merupakan habitat dan tempat berkembang biak bagi satwa liar seperti ikan, udang, burung, monyet, juga bekantan.
Sudah banyak bukti kalau kerusakan mangrove menimbulkan kerugian semata. Sayangnya, banyak warga masyarakat kurang menghargai dan kurang peduli pada keberadaan hutan nipah. Mungkin karena belum mengenal banyak mengenal?
Bernilai ekonomis
Meski termasuk keluarga palem-paleman, jangan membayangkan ia seperti palem pada umumnya. Sosoknya seperti tidak berbatang, padahal sebenarnya berbatang juga. Memang batangnya hanya berupa rimpang mendatar berdiameter sekitar 30 cm, itu pun terbenam di lumpur. Yang kelihatan di permukaan cuma daun-daunnya. Ukuran daun dan tangkainya cukup besar, antara 6 – 8 m panjangnya.
Tanaman ini hidup di rawa air payau dan di depan muara sungai, sehingga dikenal pula sebagai palem mangrove. Dari fosil serbuk sari yang pernah ditemukan, nipah diperkirakan mulai menghuni Bumi sejak 69 juta tahun lalu. Nipah memang termasuk salah satu tanaman berbunga (angiosperm) tertua dan mungkin spesies tertua di kalangan palem-paleman.
Nama ilmiahnya Nypa fruticans. Tumbuhan monokotil ini masuk dalam famili Palmaealias Arecaceae dan subfamili Nypoideae. Dalam subfamili Nypoideae, nipah hidup sebatang kara. Ia satu-satunya anggota dalam subfamili itu. Tidak ada yang lain.
Di beberapa daerah pohon nipah dikenal dengan nama yang sama. Tetapi ada juga daerah-daerah lain yang memberi nama berbeda. Misalnya, di Aceh diberi nama bak nipah, di Biak mansinyas, di Mimika dijuluki kopere, suku Marind di Merauke memberi nama tamu.
Pohon nipah tersebar di negara-negara India, Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, Phillipina, Kepulauan Ryukyu, Papua, kepulauan Solomon, dan Australia bagian utara. Nipah berkembang biak secara generatif dengan bijinya. Bisa juga secara vegetatif dengan anakan yang tumbuh dari rimpang sehingga akan membentuk rumpun nipah yang cukup lebat dan agak sulit ditembus. Di Papua Nugini dikenal perbanyakan dengan istilah metode “lubang dan parit”, yakni dengan membenamkan buah ke lubang sedalam 10 – 20 cm di sepanjang parit irigasi.
Bunga pertama muncul sekitar 3 – 4 tahun setelah pertunasan. Nipah perlu jasa lalat untuk membantu penyerbukan. Dalam kelompok nipah dewasa, ada sekitar seperempat sampai setengah pohon palem yang berbunga dan berbuah, dengan tempat yang acak. Buahnya sendiri masak setelah 5 – 9 bulan.
Enak selagi muda
Bunga nipah berupa mayang yang muncul di ketiak daun, berbentuk seperti tongkol, bagian pangkalnya berwarna sedikit jingga. Panjang mayang itu dapat mencapai sekitar 1,2 m. Bunga pada cabang utama mayang atau di bagian ujung mayang biasanya berkelamin betina, sedangkan yang muncul pada sumbu lateralnya berkelamin jantan. Seperti pada kebanyakan palem lain, nipah pun dapat disadap menghasilkan nira, sejak berbunga.
Di beberapa daerah cara menyadap nipah adalah dengan memotong ibu tangkai bunganya, ketika buah baru terbentuk. Lalu setiap hari diiris dan niranya ditampung. Jika terdapat dua mayang, biasanya salah satu dipotong dan dibuang, dan yang tertinggal itulah yang disadap. Setiap mayang bunga dapat menghasilkan nira kira-kira 600 ml per hari. Menurut perkiraan, satu pohon nipah dapat disadap hingga 50 tahun. Jadi, selama itu satu pohon nipah dapat menghasilkan 10.950 l nira.
Rasanya memang tidak semanis nira kelapa, tetapi dapat juga dibuat gula. Di saat urusan gula tebu sedang runyam seperti tahun-tahun terakhir ini, nira bisa dijadikan alternatif gula sehingga kita tidak perlu mengimpor gula. Selain dibuat gula merah, nira dari nipah dapat pula diproses menjadi alkohol, cuka, penyedap makanan, atau kecap.
Negeri kita dikaruniai hutan nipah yang sangat luas, sehingga mestinya potensinya tidak dapat diabaikan begitu saja. Pemanfaatan nira pohon ini tentu dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat yang ada di sekitar hutan nipah.
Di beberapa daerah memang dijumpai orang yang menyadap nira nipah, tetapi jumlahnya tidak banyak. Di Papua juga bisa ditemui orang menyadap nira nipah. Biasanya tidak untuk dibikin gula, melainkan saguer, minuman beralkohol hasil fermentasi nira. Saguer dari nipah terasa lebih keras ketimbang saguer kelapa. Barangkali lantaran kandungan alkohol saguer nipah lebih tinggi.
Buah nipah tergolong buah batu. Bentuknya bulat telur dan bersisik. Diameternya 27 – 40 cm, sebesar buah sarangan. Buah yang belum tua dapat diambil bijinya. Biji yang warnanya putih itu bisa dijadikan kolang-kaling seperti biji buah aren. Jika masih muda, buahnya enak dimakan seperti biji siwalan atau kelapa muda. Tidak begitu manis dan agak lebih berair, tetapi enak. Sebaliknya, jika sudah tua, bijinya menjadi keras.
Obat antiherpes
Bangsa palem-paleman sudah lama dikenal punya banyak nilai ekonomis. Di beberapa daerah daunnya dianyam sebagai atap kajang. Bisa juga dibuat tikar kajang, keranjang, topi, payung dan barang anyaman lainnya. Untuk itu dipilih daun yang cukup tua. Dulu sebelum kertas populer, menurut cerita orang di Sumatera, janurnya (daun muda) dapat dipakai untuk membungkus tembakau atau penggulung rokok setelah diolah secara khusus. Lidinya dibuat sapu atau bubu untuk menangkap ikan.
Beberapa bagian pohon nipah rupanya juga menyimpan bahan untuk dijadikan obat alternatif. Misalnya, jus tunas mudanya bisa untuk mengobati herpes. Abu dari bakaran pohon nipah bisa untuk mengobati sakit gigi atau sakit kepala. Manfaat lainnya, sebagai bahan pengekstrak garam.
Meski kokoh tegak sebagai benteng, ada saja binatang yang suka mengganggu. Di Papua Nugini musuhnya tikus, sementara di utara Kalimantan seterunya babi dan monyet. Binatang-binatang itu mengincar tangkai bunganya. Di Malaysia nipah suka diganggu kumbang penggerek.
Namun, musuh yang paling besar dan ditakuti pohon nipah tidak lain kita, manusia. Setelah laut dengan leluasa menjarah daratan, mungkin kita baru menyadari kegunaannya!
sumber: Majalah INTISARI—April 2006
Sumber : http://adimust.8m.com/nipah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar