Panggilan Tanaman Nipah Kaltim
Panggilan Tanaman Nipah Kaltim
Oleh : Eri Suseno (Universitas Mulawarman, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian)
Kalimantan Timur dianugrahi dan dikenal sebagai propinsi yang mempunyai daerah aliran sungai yang banyak, dengan sungai yang tersohor adalah sungai mahakam. Adanya daerah aliran sungai yang banyak terdapat pula muara-muara sungai berair payau memiliki berbagai ekosistem flora dan fauna yang khas. Flora yang menjadi primadona di daerah sungai adalah Tanaman Nipah.
Tanaman nipah bagi penduduk di daerah aliran sungai sangat mempunyai berbagai manfaat. Karena, dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti menjadi bahan pangan ( gula merah, gula semut, gula pasir, dan pasir ) bahan kerajinan bahan bakar dan sebagai tanaman penyangga ekosistem laut. Pemanfaatan dari bahan buku ini tidak maksimal dan menjadi pertanyaan besar untuk mengelolah tanaman nipah ini menjadi tanaman industri produksi dengan berbagai keuntungan. Prospek yang cukup besar potensinya adalah sebagai alternatif pemanis baru (gula merah, hula semut, sirup nira nipah, dan gula pasir nipah ) agar adapat mengintensifikasikan potensi nipah di harapkan meningkatkan kesejahteraan (Yunani, B. 1996)
Konsumsi gula nasional yang diproyeksikan meningkat pertahum berdasarkan laju pertumbuhan dan konsumsi masyarakat dapat menjadi persoalan terus menerus. Jika tidak ditanggapi secara serius, oleh karena itu perlunya pemanfaatan aplikasi teknologi untuk mengekspos atau mempublikasikan tanaman nipah sebagai alternatif pengganti gula pasir . tantangan pengembangan industri pangan di masa depan adalah masalah. Penyediaan bahan baku dan bahan pembantu , keamanan pangan, standar mutu, kemasan dan peralatan, proses, alih teknologi, sumber daya manusia, sistem transportasi, sistem distribusi, dan pemasaran serta peraturan pemerintah dan sistem kelembagaan. (M.A. Wirakartakusumah).
Permasalahan ini menjadi tantangan besar bagi tanaman nipah menjadi gula pasir nipah yang dikembangkan untuk industri pangan dimasa depan yang memerlukan teknologi modern dengan segala fasilitas dan kapasitas disertai dengan infrastruktur yang memadai. Pada pembuatan gula pasir nipah sama prinsip pembuatannya dengan gula pasir tebu. Perbedaannya terletak pada nira sebagai bahan baku pembuatan gula pasir yang dipasarkan menjadi sirup nira nipah. Proses ini memerlukan teknologi modern dan cukup rumit ( Yusni, B. 1996)
Oleh karena itu dengan pemanfaatan teknologi modern untuk mengolah nipah di kaltim sebagai gula pasir diperlukan suatu perhatian dengan tindakan yang besar dari pemerintahan untuk mengarahkan iklim investasi yang mengacu pada agrolindustri tetapi dengan segala keterbatasan dan hambatan yang telah dipaparkan di atas. Hambatan yang mendasar adalah faktor sumber daya manusia yang dapat menjadi ahli teknologi tersebut tidak lepas dari proses alih teknologi (technological leadership, marketing leadership, interface research and development dan marketing) yang bersifat horizontal (pelaku dengan pengetahuan sejenis) dan vertikal (pelaku dengan pengetahuan teknik yang berbeda), eksternal (dua pelaku dari organisasi berbeda) dan internal (pelaku orang dari organisasi yang sama), lokal (pelaku dari geografis yang sama) dan international (pelaku dari negara yang berbeda) (Hubeis,1993).
Dan secara prinsip dapat dikatakan bahwa pemilihan teknologi yang diperlukan dalam kegiatan bisnis pada umumnya dipengaruhi oleh jenis teknologi/ prospek (dukungan konsumen) cara penerapan (massal dan seriat) dan pasarnya (Hubeis,1993). Langkah-langkah ini yang menjadikan nipah sebagai suatu komoditi alternatif pengganti gula pasir dan juga sebagai diversifikasi pangan untuk dalam satu visi yaitu meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia khususnya di Kaltim.
Daftar Pustaka
Yusni, B. 1996. Nipah Pemanis Alami Baru. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sagung, S. Dan Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi IPB.2001. Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Bogor.
M.A.Wirakartakusumah. Rekayasa Proses Menghadapi Tantangan Masa Depan Industri Pangan Indonesia. Kumpulan Orasi Ilmiah Guru Besar Teknologi Pangan dan Gizi 1994-2000. IPB. Bogor.
Hubeis, M. 1993. Sistem Pengembangan Agroindustri dalam PJPT II. Makalah Pada Dies Natalis Fateta IPB ke 29 Pada Tanggal 9 oktober.
Rachman, A.K. dan Yudo, S. 1992. Nipah Sebagai Sumber Pemanis Baru. Kanisuis. Yogyakarta.
Sumber : http://artikelpanganhmppi.wordpress.com/februari-2011/panggilan-tanaman-nipah-kaltim/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar